Rabu, 27 Juni 2012

MODUL PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MODUL PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK BAGIAN MATERI

1. HAKIKAT PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK
Kata hakikat dalam Kamus Besar Bahasa Indonenesia (2001 : 383) bisa diartikan intisari atau dasar atau kenyataan yang sebenarnya /sesungguhnya. Jika dihubungkan dengan pembelajaran aqidah akhlak bisa diartikan apa intisari atau dasar pembelajaran aqidah akhlak.
Istilah pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 :17) diartikan proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Dalam kaitannya dengan hakikat pembelajran aqidah akhlak adalah bagaimana sebenarnya intisari aqidah akhlak dan bagaimana cara atau proses untuk mempelajarinya. Oleh karena itu pembelajaran mempunyai beberapa aspek. Jika dihubungkan dengan proses belajar mengajar maka aspek yang perlu ada dalam proses adalah berkaitan dengan bagaimana cara merencanakan pembelajaran aqidah akhlak, materinya apa, sterateginya, medianya, langkah-langkahnya dan bagaimana mengevaluasinya.
Selanjutnya istilah aqidah menurut kamus Al Munawir dalam Ilyas (1995 : 1) berasal dari bahasa Arab yang berasal dari kata ‘aqada- ya’qidu-‘aqdan-‘aqidatan, yang berarti simpul, ikatan, perjanjian yang kokoh, setelah terbentuk menjadi kata ‘aqidah berarti keyakinan, dan selanjutnya diartikan keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Tidak ada manusia yang tidak mempunyai aqidah atau keyakinan, semuanya mempunyai keyakinan hanya saja keyakinannya itu apa ?, keyakinan pada dewa, pada tiga tuhan, atau bahkan keyakinan bahwa tuhan tidak ada, itupun juga keyakinan. Yang dimaksud dengan hakikat pembelajaran aqidah disini adalah keyakinan Islam atau keyakinan pada Allah, artinya bagaimana cara atau proses mengajar manusia agar mempunyai keyakinan Islam atau keyakinan kepada Allah yang kuat. Karena aqidah ini adalah fondaasi dari ajaran Islam, jika aqidahnya atau keyakinannya kuat maka dia akan mudah untuk menjalankan ajaran Islam yang lain.
Oleh karena yang dipelajari adalah aqidah Islam, disini pengertian aqidah menurut salah satu pendapat yaitu menurut al Banna dalam Ilyas (1995 :1) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Jadi aqidah disini dimaksudkan adalah keyakinan yang tidak bercampur keraguan. Jika dikaitkan dengan hakikat pembelajaran aqidah adalah bagaimana intisari pelajaran tentang keyakinan dalam Islam dan bagaimana cara atau proses untuk mempelajarinya.
Selanjutnuya istilah akhlak. Menurut kamus Al Munjid dalam Asmaran (1992 : 1) kata akhlak berasal dari bahasa arab yang bentuk jamaknya khulq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Oleh para ahli ilmu akhlak istilah itu dianggap belum tepat, maka menurut mereka yang lebih tepat adalah menurut Al Ghazali dalam tim proyek pembinaan agama Islam (1985 : 53) khulq itu berarti bentuk kejadian dalam hal ini yang dimaksaud bentuk batin/psikis seseorang. Selanjutnya dijelaskan disitu menurut Al Ghazali akhlak adalah suatu istilah tentang bentuk batin yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat atau bertingkah laku, bukan karena suatu pemikiran dan bukan pula suatu pertimbangan. Mengapa tanpa pertimbangan atau pemikiran? karena dia sudah menjadi sifat atau sesuatu yang melekat, hal itu karena sudah menjadi kebiasaan, bukan berarti perbuatan yang tak difikirkan tetapi sudah nmenjadi darah daging, dan itu bisa baik dan bisa buruk tergantung proses pembiasaan yang didapatkan dalam hidupnya, Oleh karena itu dalam tim proyek pembinaan agama Islam (1985 : 55) Pembelajaran akhlak berarti pembelajaran tentang bentuk batin seseorang yang kelihatan pada tindak tanduknya atau tingkah lakunya, didalam pelaksanaan pembelajaran berarti bagaimana proses kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajar berakhlak baik, artinya orang yang diajarkan punya bentuk batin yang baik menurut ajaran Islam dan nampak dalam perilakunya sehari-hari, atau dalam bentuk sederhana adalah bagaimana cara orang berakhlakterpuji menurut ajaran Islam.
Jadi hakikat pembelajaran aqidah akhlak adalah apa sebenarnya intisari atau dasar dari keyakinan dan perilaku (yang berdasarkan bentuk batin) yang baik menurut ajaran Islam dan bagaimana cara atau proses manusia untuk mempelajarinya, agar manusia memahami ajaran itu dengan baik. Jika disederhanakan lagi maka program ini dimasudkan adalah bagaimana agar mahasiswa mengetahui dan memahami apa sebenarnya dasar atau intisari dari ajaran tentang keyakinan dan perilaku yang baik dalam ajaran Islam, serta bagaimana proses atau cara untuk mengajarkannya kepada siswa

.

2. KONSEP DASAR MATERI AQIDAH AKHLAK
Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 589) adalah rancangan atau ide,/pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. Jadi pengertian tentang sesuatu termasuk juga konsep, tetapi konsep lebih luas dari pengertian, karena dia juga bisa berarti ide tentang sesuatu, ide itukan luas, atau rancangan, rancangan itu juga luas, jadi pengertian sudah termasuk konsep tetapi konsep tidak hanya pengertian tetapi lebih luas lagi. Oleh karena itu selanjutnya akan dijelaskan tentang pengertian mengenai materi aqidah akhlak dan hal-hal yang berkaitan dengan materi aqidah akhlak.
a. Pengertian Aqidah Akhlak
Isi ajaran Islam secara garis besar ada tiga menurut Syihab (1996 : …) yaitu aqidah, syari’ah, dan akhlak. Atau dalam hal ini biasa digunakan istilah yang bermacam-macam. Untuk istilah aqidah biasa digunakan istilah, Tauhid, Ilmu Kalam ,Ilmu Ushuluddin, Theologi, seperti dikatakan Madjid (1995 : 202) Jenis-jenis penyebutan lain ilmu kalam yaitu ilmu aqa’id (yakni ilmu akidah-akidah yakni simpul-simpul/kepercayaan, Ilmu Tawhid (Ilmu tentang keMaha Esaan (Tuhan)), dan ilmu Ushul al-Din (Ushuluddin yakni ilmu pokok-pokok agama)). Untuk istilah syari’ah biasa digunakan istilah fiqh, ibadah,,muamalah dan untuk istilah akhlak biasa digunakan istilah tasauf dan lain sebagainya. Atau menurut Nurkholis Madjid (1995 :… ) untuk ketiga istilah ini biasa digunakan istilah bagaimana cara mengetahuinya dan mengembangkannya dengan istilah ijtihad, mujtahid dan mujahadah.
Pada modul ini yang akan dibahas yaitu dua saja aqidah dan akhlak. Untuk sekolah-sekolah tinggi biasa digunakan istilah ini secara sendiri-sendiri dan itu biasanya menggambarkan keluasan pembahasannya, Ilmu Kalam biasanya digunakan untuk penyebutan mata kuliah bagi mereka yang belajar tentang ketuhanan di perguruan tinggi, Ushuluddin lebih luas lagi biasanya istilah ini digunakan untuk salah satu bagian dari jurusan atau fakultas yang ada diperguruan tinggi, Tauhid biasanya digunakan untuk belajar tentang ketuhanan yang saederhana, dan aqidah biasanya digunakan untuk sekolah-sekolah dari tingkat dasar sampai tingkat menengah. Bahkan di sekolah-sekolah yang disebutkan tadi ajaran Islam tadi digabungkan dengan ajaran lain yaitu akhlaq. Oleh karena itu disini akan dibahas tentang dua ajaran tadi yaitu aqidah dan akhlak.
Kata Aqidah berasal dari bahasa Arab yang berarti ikatan, yang dimaksud disini adalah ikatan yang kuat pada Allah, kita mengikatkan hati kita kepada Allah (…Imaduddin, yunahar dll ) . Selanjutnya dalam beberapa pengertian tentang aqidah ini menurut (….). Jadi fondasi awal dari aqidah ini adalah kata Laa Ilaaha Illa Allah ( TIdak ada atuhan selain Allah) Menurut Imaduddin Abdurrahim (.. ) Ilaah disini maknanya adalah “ Sesuatu yang paling kita pentingkan dalam hidup, sehingga rela melakukan apa saja untuk sesuatu yang dipentingkan itu “. Jadi menurutnya Ilaah adalah Sesuatu yang paling dipentingkan, apa yang kita pentingkan dalam hidup ini?, maka menurutnya banyak hal dalam hidup kita yang menjadi tuhan kita dalam kenyataannya iyaitu misalnya harta, tahta , wanita/laki-laki, selama hal tersebut paling kita pentingkan dalam hidup kita, sehingga kita menghalalkan segala cara untuk hal-hal tersebut.
Oleh karena itu menurut Imaduddin seharunya dalam hidup kita seharusnya “Allah” lah yang harus kita pentingkan dalam hidup kita, sehingga kita rela melakukan apa saya untuk memperoleh keridhaan Allah. Bukan bderarti kita tidak boleh mencari harta, tahta dan lain sebagainya , tetapi hendaknya segala yang kita inginkan itu seharusnya tidak bertentangan dengan keinginan Allah dan untuk mencari ridha Allah.
Melihat pengertian di atas aqidah berkaitan dengan keyakinan, keyakinan dalam agama Islam adalah Laa ilaaha Illa Allah.Jadi konsep materi aqidah adalah kita mengajarkan kepada siswa mengenai keyakinan, bagaimana mengajarkan konsep keyakinan kepada siswa, berarti yang lebih ditonjolkan adalah ranah afektif atau pembentukan sikap.
Selanjutnya kita membahas mengenai pengertian akhlak. Akhlak berasal dari kata khulq . Menurut Al Ghazali (,…)Khuluq aartinya bentuk atau kejadian, yanag dijaksud adalah bentuk “batin”, sebenarnya ketika kita belajar akhlak sebenarnya sedang mempelajari “bentuk batin” atau “sesuatu yang di dalam”, tetapi apakah kita bisa melihat bentuk batin tersebut ?, tentu sulit kecuali orang yang sudah arif. Oleh karena itu menurut Al Ghazali pengertian akhlak adalah bentuk batin yang menjelma dalam tingkah lakuu” atau secara lengkap dia mengatakan pengertian akhlaq adalah …Jadi sebenranya ketika kita melihat perilaku seseorang belum tentu itu menggambarkan bentuk batin sebenarnya . Oleh karena itu menurut Ahmad Amin (1995 : 62) Sebagian orang menyatakan pengertian akhlaq adalah “Kebiasaan kehendak” , kehendak itu bila membiasakan sesuatu, dan bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Maka kebiasaannya itu disebut akhlak,atau kehendak yang dibiasakan, kehendak merujuk pada aspek dalam atau biasa disebut juga aspek esoteris dan kebiasaan merujuk pada aspek luark atau yang biasa disebut aspek eksoteris. Oleh karena itu jika kehendak saja itu bukan akhlak, atau kelakuann saja tapi tanpa kesadaran itu bukan akhlaq harusnya ada keduanya. Jadi menurutnya jika orang baru melakukan sekali saja itu belum tentu akhlaknya, tetapi ketika dia melakukan berkali-kali itulah akhlaknya. Hal ini senada dalam tulisan Susetya (2008 :…) sesuatu dikatakan sudah menjadi kebiasaan apabila sudah dilakukan selama 45 kali, barulah itu menjadi sebuah kebiasaan.

b. Ruang lingkup ,materi aqidah akhlaq
Materi Aqidah akhlak mempunyai ruang lingkup materi, secara umum materi aqidah adalah : Rukun Iman yaitu :
1. Iman kepada Allah.
2. Iman kepada Malaikat Allah
3. Iman kepada kitanb-kitab Allah
4. Iman kepada Rasul-raasul Allah.
5. Iman kepada hari akhir
6. Iman kepada takdir.
Selanjutnya dari materi secara garis besar di atas diperinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih rinci lagi, misalnya iman kepda Allah mencakup sifat dan nama-nama Allah, dan lain sebagainya.
Senada dengan hal di atas Sabiq (1992 : 519-522) menyatakan lingkup aqidah itu adalah tetang ma’rifat kepada Allah, Dzat ketuhanan, sifat Allah, hakikat keimanan dan buahnya, Takdir, malaikat, jin, kitab-kitab dari langit, Rasul-rasul, roh, tanda-tanda hari kiamat, hari kiamat, hisab, syurga dan neraka.
Selanjutnya materi Akhlak adalah
1. Akhlak kepada Khaliq/Allah
2. Akhlak kepada makhluq/ciptraan Allah. Ini terbagi lagi.
a. Akhlak kepada Manusia.:
Akhlak kaepada manusia ini bisa dibagi lagi :
- Akhlak pada yang lebih tua :
^ Akhlak kepada guru
^ Akhlak kepada orang tua
^ dll.
- Akhlak pada yang sebaya
- Akhlak pada yang lebih muda
b. Akhlaqkkepada non manusia
Akhlak kepada non manusia ini dibagi lagi
- Akhlak pada yang nampak. Misalnya bagaimana kita berakhlak kepada lingkungan hidup, tumbuhan, hewan, gunung, air, udara dan lain sebagainya.
- Akhlak pada yang tidak nampak. Bagaimana kita beraklak kepada malaikat, jin , dan lain sebagainya.
Senada dengan itu Faridl menyatakan (1997 : vii-ix) Pembagian ruang lingkup itu bagaimana sikap Muslim kepada Allah, Rasulullullah, Kitabullah, Diri sendiri, Manusia lainnay (Sesama Muslim, yang lebih tua, keluartga, tetangga, ulama’, pemerintahm orang sakit, non Muslim, bukan muhrim, Munafiq dll.), sikap terharap alam semesta dean lingkungannya, kehidupan sehari-hari, dll.

Itulah materi aqidah akhlak secara garisa besar. Namun ada juga yang membagi istilah akhlak dalam dua garisa besar , yaitu akhla baik dan buruk , akhlak baik harus dilakukan dan akhlak buruk harus ditinggalkan, misalnya akhlak baik kepada Allah adalah syukur, ikhlas dan lain sebagainya , sedangkan akhlak buruk yang harus ditinggalkan, misalnya jangan riya’, kufur, takabbur kepada Allah. Dan lain sebagainya.
Juga diungkapkan oleh Kahar Masykur (1085 :16) Ruang lingkup akhlak meliputi bagaimana seharusnya seseorang bersikap terhadap penciptanya, sesame manusia seperti dirinya sendiri, keluarga, masyarakat juga makhluk lainh seperti malaikat, jin iblis, binatang dan tumbuhan. Oleh karena itu pembelajaran akhla itu adalah pembentukan sikap, hal itu tidak bisa di.dapatkan secara instant seperti membeli goring pisang dibayar kemudian dimakan. Tapi hal itu memerlukan waktu.
Bashir (1987 :6) membagi ruang lingkup akhlak kepada tiga bagian yaitu Akhlak kepada Allah , Mnusia dan kepada alam. Mendukung pendapat Bashir, Wahyudin (2003 : 15) menguraikannya lebih rinci yaitu Akhlak kepada diri sendiri (sabar, syukur, tawdhu’, Iffah, himah, Amanah, Syaja’ah dan qana’ah)), Kelfarga (Bakti pada orang tua, adil kepda saudara, Mendidik keluarga dan memelihara keturunan), Masyarakat (ukhuwah, ta’awun, ‘adul, pemurah, penyantun, pemaaf menepati janji, musyawarah dan wasiat dalam kebenaran), guru, (tawadhu’, menghormati guru, bersikap sopan,disiplin,raji, taat tata tertib, berbuat baik) dan kepada alam. Selanjutnya ditambahkan lalgi oleh Ikrimah (2007 : 17) akhlak kepada alam menjga alam dan memanfaatkannya dengan baik.
. c. Karakter/Ciri Khas materi aqidah akhlak
Sebenarnya ajaran Islam secara praktis sulit untuk dibedakan, ketika kita melakukan suatu perbuatan atau ibadah, maka mencakup banyak aspek disitu, disitu ada aspek aqidah, fiqh, dan akhlak. Namun secara teroritis atau keilmuan hal itu bisa dibagi-bagi. Semua materi PAI yang empat itu yaitu Aqidah akhlak, fiqh, SKI, dan Al Qur’an Hadits mempunyai karakter terseendiri . Demikian juga dengan aqidah akhlak, apa sebenarnya yang ingin dicapai ketika kita melakukan pembelajaran aqidah akhlak. Yang ingin disentuh dalam pembelajaran aqidah akhlak adalah aspek dalam (hati), pembentukan sikap sehingga ketika seseorang melakukan perbuatan bukan seperti robot, diperintah atau ditekan sesuai tombol tetapi dia melakukan sesuatu berdasarkan kesadaran yang telah tertanam didalam hatinya, sehingga dalam situasi apapun bisa tetap berakhlak baik, karena dia melakukan setelah di masukkan dalam hati dan disadarinya bahwa perbuatan itu memang sangat baik dilakukan. Oleh karena itu dalam tulisan-tulisannya Al Ghazali (…) selalu mengatakan bahwa untuk terciptanya akhlak yang baikl maka perlu melalui tiga tahapan yaitu
1. Hal
2. Keadaan
3. Perbuatan
Menurutnya akhlak akan terjadi apabila seseorang itu memasukkan dulu konsep Akhlak ke dalam hati dan fikirannya, kemudian menjadi keadaan dalam jiwanya, selanjutnya dia melakukannya dan terus melakukannya, sehingg hal itu sudah mendarah daging sehingga menjadi sifatnya dan kebiasaannya, OIeh kearena itu Al Ghazali mengatakan bahwa pembinaan akhlak itu dimulai sejak kecil, dia bukan proses instant atau “sim salabim”, tapi berproses. Jadi yang lebih utama adalah hatinya yang dididik. Hal ini sejalan dengan dakwah nabi Muhammad, bahwa kurang lebih tiga belas tahun beliau mendidik aqidah.Sehingga karena hatinya telah terdidik dengan baik maka selanjutnya kesadaran itu menjelma dalam perilaku sesuai dengan ajaran Islam dan menjadikan ummat Islam kuat.
Oleh karena itu pendidikan aqidah akhlak ini adalah pendidikan yang lebih menekankan aspek sikap, lebih ingin mencapai ranah afektif, tidak hanya kognitif atau psikomotor saja, karena sikap yang diutamakan,. Mungkin berbeda dengan fiqh yang lebih menekankan aspek psikomotorik ,
Berdasarkan hal itu sebenarnya dalam pembelajaran aqidah akhlak yang lebih ditutamakan adalah siswa memahami konsep akhlak yang akan kita ajarkan, apa sih “benda” itu kemudian jika yang diajarkan itu akhlaq terpuji maka dampak posifitifnya, jika perbuatan itu menguntungkan kita akan melakukannya, kalau tidak kita tidak akan melakukannya, karena manusia tidak mau rugi, baik dunia maupun akhirat. Selanjutnya karena itu bagus maka kita ingin tahu bagaimana cara melakukannya, demikian juga jika akhlak tercela, bagaimana konsepnya, kemudian dampak negatifnya dan cara menghindarinya.. Makal jika dianalisa maka ketika mengajarkan konsep akhlak itu lebih mencapai tujuan dari aspek kognitif, selanjutnya dampak negatif atau positif suatu perbuatan, lebih baik kita sentuh hatinya, hal ini lebih menekankan aspek afektif dan caranya bagaimana lebih pada psikomotorik, tetapi kita ingin agar dia mempunyai sikap yang baik untuk kehidupannya sekarang dan masa- masa yang akan datang.
Konsep pembelajaran aqidah dan akhlak ini sasaran pengajarannya yang utama adalah keadaan jiwa, seperti dikatakan dalam tim proyek pembinaan agama Islam (1985 : 56)
sasaran pengajaran akhlak sebenarnya adalah keadaan jiwa, tempat berkumpul segala rasa, pusat yang melahirkan berbagai karsa, dari sana kepribadian terwujud. Disana iman terhunjam, iman dan akhlak berada dalam hati, keduanya dapat bersatu mewujudkan tindakan, bila iman yang kuat mendorong kelihatanlah gejala iman, bila akhlak yang kuat mendorong, kelihatanlah gejala akhlak, dengan demikian tidak salah kalau pada sekolah rendah kedua bidang pembahasan ini dijadikan satu bidang studi yang dinamai bidang studi “aqidah akhlak”.

Melihat hal itu kita ketahui bahwa yang lebih diutamakan dalam pembelajaran aqidah akhlak adalah pembelajaran hati, oleh karena itu pembelajarannya baik strategi, evaluasi dan lain sebagainyanya disesuaikan dengan karakter materinya





2. SILABUS MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
Pada bagian awal telah dijelaskan apa yang dimaksud dengan silabus. Silabus adalah ( …) isi silabus adalah( …). Salah satu bagian dari isi silabus itu adalah materi pokok, Selanjutnya disini akan disajikan materi pokok mata pelajaran aqidah akhlak untuk SD, SMP, SMA, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah .

1. Materi Aqidah Akhlak untuk SD
a. Kelas I
Semester satu
1) Rukun iman
2) Jujur, tanggung jawab, hidup bersih dan disiplin
Semester dua
1) Syahadat Tauhid dan syahadat Rasul
2) Rajin, tolong menolong, hormat pada orang tua, adab makan dan minum dan adab belajar
b. Kelas II
Semester satu
1) Lima Asma’ul Husna ( Ar Rahmaan, Ar Rahiim, Al Ahad, Al Malik dan Ash Shamad)
2) Rendah hati, hidup sederhana, adab buang air besar dankecil
Semester dua
1. Lima Asma’ul Husna (Al Majid, Al Khaliq, Al Quddus, Ar Razaaq dan As Salaam)
2. Hormat dan santun pada guru, hormat dan santun pada tetangga
c. Kelas III
Semester satu
1) Lima sifat wajib Allah (Wujud, Qidam, Baqa’, Mukhalafatuhu lil hawaadits, Qiyaamuhu binafsih
2). Percaya diri, tekun dan hemat
Semester dua
1. Sifat mustahil Allah
2. Setia kawan, kerja keras, penyayang pada binatang, dan penyayang pada lingkungan
d. Kelas IV
Semester satu
1). Sifat jaiz Allah
2). Cerita dan tqubhatnya nabi Adam, Masa keanak-kanak nabi Muhammad
Semester dua
1. Malaikat dan tugasnya
2. Nabi ibrahim dan nabi Ismail
e. Kelas V
Semester satu
1. Nama kitab dan Rasul
2. Al Qur’an kitab suci terakhir
3. nabi Ayyub, nabi Musa dan nabi Isa
Semester dua
1. Rasul Allah, Ulul Azmi, beda nabi dan rasul
2. Abu Bakar dan Umar

f. Kelas VI
Semester satu
1. Nama hari akhir
2. Abu Lahab, Abu Jahal, dan Musailamah Al Kazzab, dengki ( Abu Lahab dan Abu Jahal ), bohong (Musailamah)
Semester dua
1. Qadha’ dan qadar
2. Perjuangan kaium Muhajirin dan anshar serta tolong menjolong kaum Anshar dan Muhadjirin

2. Materi Aqidah Akhlak untuk SMP
a. Kelas VII
Semester satu
1). Sepuluh Asma’ul Husna (As Salaam, Al Aziz, Al Khaliq, Al Ghaffaar, Al Wahhab Al Fattah, Al ‘Adl, Al Qayyum Al Hadi dan Ash Shabur)
2) Perilaku terpuji ( Tawadhu’, taat, qana’ah dan sabar)
Semester dua
1) Iman kepada malaikat
2) Perilaku terpuji (kerja kerasw, tekun, ulet dan teliti)
b.Kelas VIII
Semester satu
1) Iman kepada Allah
2) Perilaku terpuji (zuhud dan tawakal)
3) Perilaku trcella (Ananiah, Ghadhab, Hasad, ghibah dan namimah)
Semester dua
1) Iman kepada rasul
2) Perilaku terpuji (Adab makan dean minum)
3) Perilaku tercelal (dendam dan munafik)
c. Kelas IX
Semester satu
1) Iman kepada hari akhir
2) Perilaku terpuji (qana’ah dan tasamuh)
Semester dua
1) Iman kepada qadha’ dan qadar
2) Perilaku tercela (takabur)

3. Materi aqidah akhlak untuk SMA
a. Kelas X
Semester satu
1) Asma’ul Husna (10 sifat Allah)
2) Perilaku terpujoi (Husnuzhzhan pada Allah, diri sendiri dan sesame manusia)
Semester dua
1)Iman kepada malaikat
2) Adab berpakaian, berhias, dalam perjalanan, bertamu dan menerima tamu
3) Hasad, Riya’, anarkhi, dan diskriminasi
b. Kelas XI
Semester satu
1) Tanda iman kepada Rasul
2) Taubat dan raja’
Semester dua
1. Iman kepad kitab Allah
2. Menghargai karya orang lain
c. Kelas X!
Semester satu
1. Iman kepada hari akhir
2. Perilaku terpuji (adil, ridha’ dan amal shaleh)
Semester dua
1) Iman kepada qadha’ dan qadar
2) pErilaku terpuji (persatuan dan keriukunan)
3Perilaku tercela (Israf, tabzir dan ghibah)


4. Materi aqidah akhlak untuk madrqaah ibtidaiyah
a. Kelas I
Semester satu
1) Rukun iman
2) Asma’ul Husna ( Ar Rahmaan, Al Wahid dan Al Quddus)
3) Akhlak terpuji (Hidup bersih , kasih saying dan rukun)
4) Akhlak tercella (hidup kotor, bohong dan berbicqrq kotor)
Semester dua
1) Adab pada orang tua, guru dan teman di sekolah
2) Adab mandi dan berpakaian
3) Adab makan dan minum
4) Adab tidur
5) Adab belajar da n bermain
6) Sifat kasih saying Rasulullah
7) Tokoh yang berakhlaqk tercela
b. Kelas II
Semester Satur
1) Kalimat Tauhid
2) Asma’ul Husna (Al Muhaimin, As Salam, Al Lathif dan Ar Rasiyd)
3) Akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari (ramah, lemah lembut, hormat panai dan rajin)
4) Akhlak tercela (sombong, angkuh, acuh tak acuh dan malas)
Semester dua
1) Adab ;bicara
2) Adab bersin
3) Adab ke kamar mandi
4) Keteguhan dan kecerdasan nabi Ibrahim
5) Tokoh yang berakhlak tercela (Sifat malas / acuh tak acuh)
c. Kelas III
Semester satu
1) Kalimat Thayyibah (Subhanallah dan masya Allah)
2) Asma’ul Husna (Al Mushawwir, Al Karim dan Al Haliim)
3) Akhlak terpuji (kreatif, rendah hati, santun ikhlas dan dermawan)
4) Akhlak tercela (bodoh, pemarah, kikir dan boros)
5) Malaikat Allah
Semester dua
1) Adab beergaul pada orang yang lebih tua
2) Adab kepada dhu’afa
3) Adab dalam perjalanan
4) Adab bertamu dan menerima tamu
5) Sifat dermawan nabi Sulaiman dan Ulama’
6) Tokoh yang berakhlak tercela (sifat boros atau perilaku bodoh)
d. Kelas IV
Semester satu
1) Kalimat Thayyibah (Innalillahi wainna ilaihi raaji’uun)
2) Sifat Allah dalam asm’ul Husna (Al Mu’min, Al Azhim, Al Hudak, All Adil dan Al Hakim)
3) Akhlak terpuji (jujur, benar, teguh pendidirian, adil dan taat kepada Allah)
4) Akhlak tercela (khianat,/ingkar janji), zhalim, kejam, tama’ dan pemarah)
5) Makhluk ghaib selain malaikat (jin dan syaithan)
Semester dua
1) Iman kepada nabi dan rasul
2) Adab ibadah (masuk masjid, membaca Al Qur’an, shalat dan puasa)
3) Adab tetangga
4) Sifat dan kepribadian nabi Musa dan nabi Yusuf
5) Tokoh yang berakhlak tercela (durhaka atau kejam/zhalim)
e. Kelas V
Semesterk Satur
1) Kalimat Thayyibah (Alhamdulillah dan Allaahuakbar)
2) Sifat Asma’ul Husna (Ar Razaak, Al Mughni, Al Fattah,f AL Wahhab, Asy Syakur)
3) Akhlak terpuji (optimis, qana’ah dan tawakal)
4) Akhlak tercela (pesimis, bergantung, serakah/tama’, dan putus asa)
Semester dua
1) Ciri-ciri orang berimjan (pada Allah, Rasul dan kitab)
2) Syukur ni’mat
3) Adab bekerja
4) Adab pada oprang tua
5) Sifat optimis, teliti, cermat nabi Sulaiman atau tokoh lain)
6) Tokoh yang berakhlak tercela putus asa/tama’
f. Kelals V!
Semester Satur
1) Kalimat thayyibah (Astaghfirullahal ‘Azhiim)
2) Sifat Asma’ul Husna (Al ‘Aliim, As Samii’ dan Al Bashirr)
3) Akhlak tercelal (hasud dan dengki)
Seester dua
1) Taubat
2) Adab terkena musibah
3) Keteguhan iman Masyithah dan Ashabul Kahfi)

5. Materi Aqidah Akhlak untuk Madrasah Tsanawiyah
a. Kelas VII
Semester Satur
1) Sifat wajib Allah (nafsiyah dan salbiyah)
2) Sifat Mustahil
3) Akhlak terpuji kepada Allah (Tauhid,ikhlash, khauf, taubat dan tawadhu’)
4) Akhlak tercela kepada Allah (riya’, kufur,syirik dan nifaq)
5) Kisah rasul, ulama’ dan sahabat dll.
Semester dua
1) Iman kepada kitab Allah
2) Kitab-kitab Allkah
3) Iman kepada Al Qur’an
4) Kisah sahabat (Umar bim Khattab)
b. Kelas VIII
Semester satu
1) Sifat wajib Allah (ma’ani dan ma’nawiyah)
2) Sifat mustahil
3) Sifat jaiz
4) Akhlak terpuji pada diri sendiri dan kehidupan sesame (inovatrif, kreatif, produktif dan kritis, kompetitif, percaya diri, tekad tinggi, pandai, cermat dan teliti, komunikatif dan ekspresif)
5) Akhlak tercela lpada diri sendiri (kapatis, rendah diri dan tak punya pendirian
6) Perilaku sahabat (Usman bin Afffan, ketekunan dan keteguhan aqidahnya.
Semester dua
1) Mu’jizat Allah
2) Sifat Rasul (wajib, mustahil dan jaiz)
3) Ulul Azmi
4) Akhlak nabi Muhammad
5) Sifat dan perilaku sahabat (Abubakar), kearifan dan keteguhan aqidahnya
c. Kelas IX
Semester Satur
1) Iman kepada hari akhir
2) Alam ghaib yang berhubungan dengan hari akhir (kalam barsah, alam mahsyar, syurga dan neraka)
3) Akhlak terpuji pada lingkungan social (tasamuh, toleransi dan ta’awun)
4) Akhlak tercela (namimah, ghadhab dn berkelahi)
Semester dua
1) AKhlak terpuji pada lingkungan flora dan fauna
2) Akhlak tercelal pada loingkungan flora dan fauna 9mengganggu, membunuh, merusak dan kurang peduli)
3) Perilaku nabi, sahabat dan tokoh yang mulia dll. (nabi Sulaiman, Abu Hurairah atau tokoh lain)


6. Materi Aqidah Akhlak untuk Madrasah Aliuyah
a. Kelas X
Bagian satu
1) Hakikat aqidah Islam dan ruang lingkupnya
2) Hakikat akhlak
3) Hubungan aqidah dan akhlak
4) Hakikat iman kepada Allah
5) Adab iffah, musawah dan ukuhuwah
Bagian dua
1) Hakikat beriman kepada malaikat Allah
2) Akhlak terpuji (kreatif, dinamis, sabar dan tawakal)
3) Akhlak tercela (pasif, pesimis, putus asa dan bergantung pada orang lain)
Bagian tiga
1) Hakikat beriman kepada kiab Allah
2) Akhlak terpuji (bijaksana, amanah dan futuristik)
3) kAkhlak tercela (memfitnah, mencuri, picik, hedonistic, amarah dan materialistik)
b. Kelas XI
Bagian Satur
1) Hakikat beriman kepada rasul Allah
2) Akhlak terpuji (solidaritas, tasamuh, ta’awun, zuhud, saling menghargai dan tiak ingkar janji)
3) Hakikat beriman kepada hari akhir
Bagian dua
1) Hakikat beriman kepada qadha’ dan qadar
2) Akhlak terpuji kepada bangsa dan Negara 9cinta tanah air, kepahlawanan, pengabdian pada bangsa dan belajar sepanjang hayat)
3) Akhlak tercela (judi, minuman keras dan narkoba)
Bagian tiga
1) Ilmu Kalam
2) Sejarah ilmu kalam
3) Aliran dalam ilmu kalam
4) Tasawuf dalam Islam
5) Hubungan akhlaq dan tasawuf
6) Peran tasawuf dalam kehidupan modern



4. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN MATERI AQIDAH AKHLAK
Untuk mengembangkan materi aqidah akhlak ini, maka kita perlu mengetahui materi besarnya apa, selanjutnya apa bagian dari apa. Atau biasa disebut juga dengan struktur materi misalnya kita belajar tentang materi syukur, kita tahu bahwa itu adalah akhlak terpuji kepada Allah, ghibah adalah akhlak tercela kepada sesam manusia. Dan lain sebagainya.
Selanjutnya ada yang lebih penting yaitu peta konsep, yaitu gambaran dari materi yang akan kita ajarkan itu secara menyeluruh, kemudian dari gambaran itu dari mana kita akan memulainya. Misalanya kita ingin mengajarkan tentang Iman kepada malaikat. Hal-hal apa saja yang termasuk dalam iman kepada malaika ini yang harus dibicarakan. Misalnya : nama malaikat, ugas malaikat, mengapa harusa beriman kepada malaikat, apa dampaik positif jika kita beriman kepada malaikat, bagaimana cara melakukan iman kepada malaikat dalam kehdupan sehari-hari, apa argumentasi iman kepada malaikat dan seterusnya. Jadi misalnya kita telah mengetahui, bahwa materi iman kepad malaikat ini, sudah dibicarakan sejak kelas-kelas di SD, SMP, ketikal kita mengajar SMA atau MA apakah itu juga yang kita ajarkan ?, tentu tidak, kalaupun kita ajarkan itu hanuya “sekilas info”, tapi itu bukan tujuan, kita ajak siswa iuntuk naik ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya bagaimana l;cara beriman ;kepada malaikat dalam kehidupan kekinian, dan lain sebagainya. Demikian juga dengan materi-materi lainnya.
Selanjutnya mengenai hal lain yang berkaitan dengan pengembangan materi, dalam hal ini bagimana mengembangkan materi inti melalui pengembangan dengan menggunakan terori-teori lain, ataupun mengembangkna materi sesuai dengan pengalaman kehidupan siswa dalam kehidupan sehari-hari hal ini biasanya disebut materinya harus kontekstual. Pengembangan materi secara kontekstual adalah puspa ragam (…) sumber belajar bukan hanya buku paket tetapi dari mana saja baik dari buku-buku, literature atau sumber kepustakaan lain baik dalam rumpun mata pelajaran yang sama ataupun mata pelajaran lain tetapi berhubungan, misalnya kita meminjam teori psikologi, sosiologi, filsafat, kesehatan dan lain sebagainya untuk materi aqidah akhlak, jadi sumbernya sangat luas. Karena dalam Islam sebenarnya Ilmu Pengetahuan itu sebenarnya tidak beretentangan dengan ajaran Islam bahkan Islam menyuruh ummatnya untuk mempelajari semua hal yang berkaitan dengan ilmu pnegetahuan asal jangan sampai melupakan kebesaran Allah. Ataupun menggunakan hal-hal atau materi yang biasa ada dalam kehidupan anak atau siswa sehari hari. Dalam pembelajaran aqidah akhlak ini pengembangan materi bias dilihat secara tekstual artinya mengembangkan materi pelajaran inti melalui literartur atau sumber kepustakaan lain, dan pengembangan materi disesuaikan dengan kehdiupan sehari-hari siswa dan ini diistilahkan kontekstual.
Pengembangan materi dalam RPP ditulis dalam bagian materi, dan dalam pelaksnaan pembelajaran nampak dalam penjelasan-penjelasan guru dan cara menanggapi pertanyaan-pertanyaan siswa






KEPUSTAKAAN YANG DIANJURKAN UNTUK PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK SELAIN BUKU PAKET

Asmaran, 1992, Pengantar studi akhlak, Rajawali Pers, Jakarta
‘Abdulrahim, Muhammad ‘Imaduddin, 1990, Kuliah Tauhid, Yayasan Pembhina Sari Insan (YAASIN), Bandung
Amin, Ahmad,1995, Etika (Ilmu Akhlak), Ahli Bahasa Farid Ma’ruf, Bulan Bintang, Jakarta

Al Ghazali, Imam, 1992, Ihua’ Ulumuddin jilid III, Alih bahasa Moh.Zuhri, CV. Asy Syifa’, Semarang

---------------------, 1973, Mau’izatul Mukminin : Ringkasan dari ihya’ Ulumuddin, penyusun Asy SyAIKH Muhammad Jamaluddin Al Qasimi Addimasyqi, Penerjemah Moh. Abdai Rathomy, CV. Diponegoro, Bandung

Al Damawiy, Saifuddin, 2007, Mukjizat Asmaul Uzma : Rahasia, keajaiban, keistimewaan, kekuatan dan khasiat nama Allah teragung, Pustaka Al Mawardi, Jakarta

Ilyas, Yunahar, 1995, Kuliah aqidah Islam, Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI), Yogyakarta

Madjid, Nurcholish,1992, Islam, Doktrin dan Peradaban : Sebuah telaah Kritis tentang masalah keimanan, kemanusiaan dan kemolderenan, Yayasan wakaf Paramadina, Jakarta

-----------------------, dkk, Budhi Munawar Rachman (Ed),1995, Kontekstualisasi doktrin Islam dalam sejarah, Yayasan Paramadina, Jakarta

Misrawi, Zuhairi,2007, Al Qur’an Kitab toleransi : inklusivisme, Pluralisme, dan Multikulturalisme, Fitrah, Jakarta

Proyek Pembinaan Prasarana dan sarana Perguruan Tinggi Agama / IAIN di Jakarta, 1985, Metodik khusus Pengajaran Agama Islam, Direktorat Jenderal Pembbinaan Kelembagaan agama islam, Jakarta

Shihab, Quraish,M,1996, Wawasan Al Qur’an : Tafsir Maudhu’I atas pelbagai persoalan ummat, Mizan, Bandung

--------,1992, Membumikan Al Qur’an : Fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat, Mizan , Bandung

--------,2002, Tafsir Al Mishbah : pesan, kesan dan keserasian Al Qur’an volume 1-14, Lentera Hati, Tangerang

--------,2007, Secercah cahaya Ilahi : Hidup bersama Al Qur’an,Mizan, Bandung

--------,1997, Tafsir Al Qur’an Al Karim : Tafsir atas surat-surat pendek Berdasarkan urutan turunnya wahyu, Pustaka Hidayah, Bandung
Susetya, Wawan,2008, Personality quotient : Bagaimana mencapai dan melejitkan kecerdasan kepribadian agar anda dicintai Allah AWT dan orang-orang disekitar anda sekalligus, Diva Prerss, Jogjakarta

Internet

Majalah

Sumber kepustakaan yang lain

3 komentar: